Sabtu, 19 Juli 2008

Awas, Bom Hipertensi!

Hipertensi, darah tinggi memang bukan pembunuh sejati. Tetapi ia digolongkan sebagai The Silent Killer (pembunuh diam-diam). Gejala penyakit ini tidak nyata, tapi harus tetap diwaspadai dan diobati sedini mungkin, karena hipertensi yang kronis dan diabaikan dapat membawa malapetaka tiba-tiba, serangan jantung dan stroke.

Di Amerika, setiap tahun hampir separuh jumlah kematian disebabkan oleh faktor kelebihan konsumsi garam (natrium/sodium). Sumber utama natrium di sana adalah garam dapur. Namun di Indonesia, selain garam dapur dan ikan asin, sumber lain yang lebih potensial adalah monosodium glutamat (MSG/vetsin).

Kadar natrium dalam 1 gram garam dapur setara dengan kadar natrium yang terkandung dalam 3 gram
(1 sendok teh) MSG/vetsin. Satu gram garam dapur bisa membuat 1 mangkuk sup menjadi asin.
Sebaliknya 3 gram MSG tidak terasa asin, justru terasa gurih, sehingga secara tidak sadar dengan
mudah bisa kebablasan konsumsi MSG dan keracunan. Ini belum terhitung dari paparan MSG dalam berbagai makanan lainnya, yang membuat konsumen secara perlahan mulai toleran dan menimbukan
efek kecanduan. Sehingga bila MSG diberikan dalam jumlah sedikit, tidak akan terasa gurihnya. Jika kebiasaan ini berlangsung berkepanjangan (10–20 tahun), tidak mustahil rakyat Indonesia akan mengalami gejala hipertensi akibat keracunan MSG.

Kenapa Bisa Darah Tinggi?

Seseorang dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan sistoliknya mencapai di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Tekanan sistolik adalah tekanan maksimum dimana jantung berkontraksi dan memompa darah ke luar, sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan dimana jantung sedang mengalami relaksasi, menerima curahan darah dari pembuluh darah perifer.

Ada dua bentuk hipertensi. Bentuk esensial, yang penyebabnya belum diketahui, kemungkinan karena faktor keturunan. Bentuk lannya, hipertensi yang disebabkan oleh faktor lingkungan yang biasanya sangat erat hubungannya dengan pola makan kurang baik. Faktor makanan yang sangat berpengaruh adalah kelebihan lemak (obesitas), konsumsi garam dapur yang tinggi, merokok serta minum alkohol.

Tidak ada komentar: