Selasa, 15 Juli 2008

Kekurangan Asupan Gizi Pada Anak Akan Menyebabkan Tingkat Kecerdasan Anak menurun

Sebuah penelitian membuktikan adanya keterkaitan antara tubuh pendek dan tingkat kecerdasan. Bila sejak awal sudah tidak ada keseimbangan antara berat dan tinggi badan, maka akan berpengaruh pada pembentukan otak. Oleh sebab itu, kebutuhan gizi bayi sejak janin sampai usia lima tahun harus terpenuhi secara baik.

Anak yang perkembangannya sangat lambat disebabkan oleh pembentukan otak dan tubuhnya tidak baik akibat gizi yang buruk. Berarti hal paling penting adalah pemenuhan gizi bayi sejak dalam kandungan sampai berusia lima tahun dan bila tidak terpenuhi, pertumbuhan otak dan tubuhnya tidak baik. Anak dengan tubuh pendek menunjukkan status gizi pada masa lalunya sudah kronis. Namun begitu, sampai usia 18 tahun pun asupan gizi masih penting untuk pertumbuhan fisik anak. Jadi jika tubuh seseorang kurus, hal ini dipengaruhi oleh keadaan gizi pada saat itu.

Sekitar 62% anak di perkotaan memiliki tinggi badan normal dari segi umur, sedangkan anak di pedesaan hanya 49%. Maka disimpulkan bahwa anak di perkotaan memiliki keadaan gizi yang lebih baik dibandingkan anak di pedesaan. Meskipun demikian, obesitas (gemuk sekali) pada anak di perkotaan cenderung lebih tinggi dibanding anak di pedesaan. Namun, masalah itu mulai meningkat bukan saja di perkotaan, melainkan juga di pedesaan.

Atas dasar tersebut, program perbaikan gizi sekarang harus diubah dengan memperhatikan faktor yang terkait dengan pola hidup penduduk di perkotaan maupun pedesaan.

Sejumlah studi di Filipina, Jamaika, dan negara lainnya membuktikan adanya hubungan yang sangat bermakna antara tinggi badan dan kemampuan belajar. Bahkan, pemberian makanan tambahan pada anak bertubuh pendek berusia 9-24 bulan akan mampu meningkatkan kemampuan belajar anak ketika berusia 7-8 tahun. Dibuktikan pula dari beberapa studi bidang ekonomi di Ghana maupun Pakistan mengenai pentingnya gizi untuk mendukung pembangunan.

Tidak ada komentar: